Jumat, 18 Desember 2009
hubungan dakwah dengan kegiatan masyarakat
Harus disadari bersama bahwa terjadi hubungan timbal balik yang sangat kuat antara kegiatan dakwah dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jika dakwah dilakukan dengan perencanaan yang matang, denganprogram dan langkah-langkah yang terukur, dan dengan para pelaku (dai) yang memiliki akhlakul karimah, maka peningkatan kualitas kehidupan akan nyata dirasakan. Sebaliknya, jika dakwah yang dilakukan tanpa perencanaan, tanpa program yang jelas dan terukur, serta kurang menyentuh kehidupan nyata yangdirasakan masyarakat, atau kaum Muslimin sama sekali tidak memiliki komitmen yang kuat untuk terlibat dalam kegiatan dakwah dalam berbagai macam aspek kehidupan, maka akan terjadi dominasi kemunkaran dan kebathilan pada kehidupan umat, seperti yang kita rasakan saat ini. Para da’i memainkan peran penting sebagai penyebar agama hingga pengayom masyarakat. Sehingga hubungan antara da’i dengan masyarakatnya sangat dekat, tanpa sekat yang menjauhkan antara keduanya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh gerakan dakwah yang dilakukan Walisongo dengan memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam budaya lokal untuk menarik simpati dan masyarakat. Walisongo menyebarkan Islam di Indonesia tidak dengan menggunakan pendekatan halal-haram, melainkan memberikan spirit dalam setiap upacara adat yangdilakukan oleh masyarakat. Sehingga Islam kemudian bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat masyarakat secara substansial. Tak pelak lagi, kondisi inilah yang kemudian memudahkan penyebaran Islam ke segala dimensi kehidupan masyarakat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar