Sudah sepuluh hari lamanya sejak terbunuhnya 2 orang imigran karena tersetrum listrik membuat Paris - terutama di daerah-daerah sekelilingnya terbakar.

Berawal dari 2 remaja imigran yang sedang dikejar-kejar polisi karena telah berbuat sesuatu yang melanggar hukum, sampai akhirnya mereka tersetrum di sebuah tegangan tinggi.

Rumor - rumor pun berseliweran tak karuan di antara imigran-imigran tersebut yang tempat tinggalnya dekat satu sama lain membuat geto di daerah luar kota Paris. Ditambah lagi oleh kata-kata mentri dalam negri Nicolas Sarcozy yang mengatakan bahwa imigran-imigran tersebut hanyalah orang “pinggiran” , “orang kampung” istilah indonesianya. Hal inilah yang makin membuat kemarahan para pemuda imigran yang sebagian besar berasal dari Morocco dan Argelia dan juga politik keras Sarcozy terhadap imigran dan pelaku-pelaku kriminal.

Sampai saat ini sudah 1500 mobil terbakar, tak hanya itu, grup-grup bandalismo ini juga membakar sebuah sekolah anak-anak, gym, dan kerusuhan merambat ke kota-kota kecil lainnya dan satu korban jiwa pun telah jatuh.

Polisi dan pemadam kebakaran tak dapat menanggulangi kerusuhan ini, pemerintah Perancis kebingungan. Masyarakat ketakutan dan bagi yang mobilnya terbakar maupun perusahaannya terbakar, tentu kerugian total.

Saya sendiri membaca berita ini terutama dari media lokal el mundo.es dan juga BBC, walaupun BBC lebih mengulas mendalam - mungkin media perancis lebih lagi, namun berhubung bahasa perancis saya dempul, jadi saya cari berita dengan bahasa yang saya mengerti.

Menurut sebagian besar pendapat orang (politikus, wartawan, masyarakat, dsb.) kerusuhan ini bukan semata-mata karena terbunuhnya secara kecelakaan 2 pemuda tadi, hal itu hanyalah sumbu dari kekacauan ini.

Inti masalahnya adalah diskriminasi terhadap para pemuda imigran yang tidak mempunyai pekerjaan ataupun yang tidak bisa menggapai pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya. Selain dari pengkucilan para imigran tadi yang hidup berkumpul pada suatu tempat menjadikan masalah tambahan dari konflik ini. Di daerah tersebutlah berkumpul keluarga imigran yang notabene miskin, penggangguran dan kegagalan dalam proses pendidikan.

Di BBC juga berbicara dua orang imigran-pengusaha yang sukses yang mengatakan bahwa diskriminasi ini juga dialami oleh mereka. Seperti usaha mencoba menjatuhkan nama baiknya, mempersulit usahanya, memotong distribusi barang dagangan, hingga salah satu pengusaha harus berutang banyak selama dia mencari distributor yang lain.

Ternyata masalahnya cukup pelik.

Yang saya tahu sampai saat ini, hanya pihak imigran yang sudah berbicara, yaitu mengenai diskriminasi itu tadi. Sedangkan pemerintahan Dominique de Villepen akan berbicara sore hari ini dengan rencana sosialnya untuk memperbaiki keadaan kaum ini.

Dalam kerusuhan itu sendiri, berita hari ini mengatakan ada 30 orang polisi yang terluka, ternyata para grup bandalismo ini menggunakan peluru berkaliber kecil (small shot). Dan kekacauan ini tampaknya cukup terorganisasi.

Adakah dalang dibalik kerusuhan ini? siapa dalangnya? tentu salah satunya disebutkan grup extremis Islam.

Terlepas dari hal itu para pemuka agama Islam di Paris sudah mengeluarkan fatwa yang saya salin sbb.

“It is strictly forbidden for any Muslim… to take part in any action that strikes blindly at private or public property or that could threaten the lives of others,” the fatwa by the Union of Islamic Organisations in France said”.

Yang bikin perasaan saya miris, kenapa kok musti keluar fatwa segala demi melarang terjadinya kebiadaban ini? apakah sudah sebodoh dan separah itukah umat Islam? Jelas-jelas aktifitas ini dilarang baik oleh agama maupun secara hukum.

Kalau para pemuka agama sudah mengeluarkan fatwa, berarti memang sudah mengakui bahwa yang memporakporandakan Paris adalah umat Islam imigran di sana.

Lagi lagi ini tentu berhubungan bahwa arab= islam= arab.

Kalau ada orang arab berbuat tidak benar, akhirnya Islam tercemar namanya. Seperti kasus di sini.

Mungkin pendapat saya terlalu keras, karena sayapun sering mendengar pendapat yang miring tentang umat Islam di sini. Mau saya lawan? tapi kenyataannya memang perbuatan mereka seperti itu, jadi sayapun akhirnya diam. Paling-paling pembelaan saya adalah, jangan mengeneralisasi dan jangan menghubungkan perbuatan orang-orang itu dengan agamanya.

Balik lagi ke tema Paris, saya masih menunggu solusi apa yang dilemparkan oleh Villepan.
———————-
Kekayaan itu harus dibagi-bagi guna menghindari kerugian di kemudian hari.